Monday, February 22, 2010

Tugas 2 MM 24 WSB: ACTION CONTROL

Silakan upload tugas Saudara tentang contoh Action Control di sini sebagai comment. Paling lambat diupload pada hari Sabtu 27 Februari 2009.
Selamat bekerja.

AP

18 comments:

Elvan Kaukab said...

M. Elfan Kaukab
P2CC08114


TUGAS 1 ACTION CONTROL

Action Control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas (action), yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di perusahaan kami PT Tambi juga dilakukan Action Control berupa Pembatasan Perilaku (Behavioral Constraints) dan Pembatasan Administratif (Administrative Constraints).

Pembatasan Perilaku (Behavioral Constraints)

1. Selama dalam bekerja harus berpakaian dengan pakaian seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan (untuk petugas kebun pakaian menyesuaikan dengan tugas tetapi tidak boleh memakai kaos oblong.
2. Pada hari Jum’at dan Sabtu tidak memakai seragam kerja tetapi bagi pria dilarang memakai jeans dan dilarang mengenakan celana dengan motif batik/kembang. Untuk wanita tidak memakai bawahan di atas lutut.
3. Tidak memakai baju atau celana dari bahan kaos, sepatu olah raga, sepatu sandal, atau sandal saat jam kerja.
4. Tidak diperkenankan masuk ke ruang karyawan/bagian lain apabila tidak ada kepentingan yang berhubungan dengan perusahaan.
5. Larangan merokok di dalam jam kerja dan lingkungan kerja.
6. Larangan memakai aksesoris yang berlebihan.
7. Bagi pria dilarang memakai anting, gelang, dan atau kalung kecuali untuk kepentingan kesehatan.
8. Tidak menghiasi tubuh dengan tato
9. Bagi pria rambut disisir rapid an tidak boleh melebihi batas tepi bawah kerah baju dan rambut tidak boleh di cat warna-warni.
10. Karyawan yang terlambat masuk kerja akan dipotong gaji/upahnya sebesar 1/3 (sepertiga) dari gaji/upah.
11. Karyawan yang terbukti memasukkan kartu presensi dan atau password (mesin presensi sidik jari) karyawan lain sedangkan karyawan bersangkutan belum hadir dan atau meninggalkan tempat kerja tanpa izin atasan, maka dipotong gaji/upah sebesar 1/3 dari gaji/upah sehari.

Pembatasan Administratif (Administrative Constraints)

1. Semua pembayaran harus disetujui direksi
2. Untuk dokumen keluar perusahaan harus sepengetahuan Departemen Umum
3. Direksi hanya akan memberikan tanda tangan pada dokumen-dokumen yang telah disetujui Kepala Departemen.
4. Semua kewenangan sesuai dengan Job Description yang diberikan kepada masing-masing bagian dan tidak ikut campur dalam urusan bagian lain.

ULFA said...

TUGAS ACTION CONTROL
Nama : ULFA
NIM : P2CC08112
Angkatan : XXIV WONOSOBO
Lokasi Tugas : Toko Rinal Busana Mandiraja, Banjarnegara
E mail : spd_ulfa@yahoo.co.id

ACTION CONTROL
Merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas (action) yakni segala kegiatan yang dilakukan karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Action Control digunakan untuk mendapatkan keyakinan bahwa karyawan menjalankan pekerjaannya yang berakibat baik bagi organisasi dan tidak menjalankan pekerjaan yang tidak baik bagi organisasi.
Action Control ini dapat diterapkan pada jenis pekerjaan yang rutin seperti di SMP 3 Purwonegoro karna kepala sekolah akan lebih mudah mengendalikan guru dan karyawan melalui action control, seperti :
1. Untuk menegakan disiplin terhadap guru dan karyawan, kepala sekolah melakukan keliling kelas untuk mengecek kelas kosong atau kelas yang belum terdapat pengajar, sehingga guru yang merasa telat akan sungkan terhadap kepala sekolah karna di dalam kelas sudah ada kepala sekolah.
2. Kepala Sekolah selalu mengumpulkan rencana pembelajaran di awal tahun pelajaran dan daftar nilai setiap akhir bulan agar semua guru mempunyai catatan tentang nilai siswa
3. Untuk menertibkan administrasi absen guru dan karyawan, kepala sekolah merekap setiap bulan dan disampaikan waktu rapat/brefing
4. Kepala sekolah selalu mengcontrol administrasi keuangan sekolah, setiap akhir bulan sehingga penyimpangan dapat segera di perbaiki, karena kesalahan penggunaan keuangan sekolah akan berdampak pada aktivitas sekolah dari awal sampai akhir bulan.
5. Kepala sekolah memberikan hadiah bagi guru yang paling disiplin

Mahfud Zunaedi said...

Mahfud Zunaedi
P2CC08117

Di perusahaan AMDK ( air minum dalam kemasan ) tempat saya bekerja, Action Control atau pengendalian aktivitas karyawan telah dirumuskan bersama antara manajemen dan pekerja menjadi suatu kesepakatan, sehingga hal ini telah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan. Aturan-aturan untuk mengendalikan aktivitas karyawan tersebut tentunya bertujuan untuk mendukung aktivitas perusahaan disemua bagian yang ada, juga untuk kenyamanan pekerja selama bekerja dan menjalankan tugas pekerjaan sehari-hari.

Aturan-aturan yang telah menjadi kewajiban bagi karyawan tersebut adalah:
1. Bersikap sopan terhadap pimpinan dan sesama pekerja lainnya.
2. Mematuhi jam kerja yang telah ditentukan / ditetapkan baginya dengan pengertian bahwa jam kerja Pekerja bukan jam untuk datang dan pulang kerja. Melainkan merupakan waktu untuk memulai dan mengakhiri tugas / pekerjaanya.
3. Mengisi daftar hadir / kartu absen atau Bukti tanda hadir lainya yang sah yang telah disediakan baik waktu datang maupun selesai bekerja yang dilaksanakan oleh Pekerja sendiri.
4. Melaporkan pada hari itu juga atau selambat-lambatnya pada hari berikutnya / hari kedua kepada Kepala Bagian masing-masing dan Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) jika berhalangan hadir.
5. Mengikuti dan mentaati petunjuk-petunjuk kerja yang diberikan oleh atasanya serta mempertanggung jawabkan hasil Pekerjaanya.
6. Keharusan memakai ID Card / kartu pengenal.
7. Menjaga kebersihan, kerapihan diri terutama kuku, rambut dan kumis harus dipotong pantas demikian juga kebersihan dan kerapihan tempat kerjanya.
8. Melaporkan kedudukan sipilnya (domisili) bila terjadi perubahan karena pindah tempat tinggal / Alamat, demikian pula bila terjadi perubahan agama, jumlah keluarga karena perkawinan, kelahiran dan kematian selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah terjadi perubahan.
9. Membaca pengumuman pada tempat-tempat yang disediakan oleh Perusahaan. Dalam hal Pekerja tidak mengetahui ketentuan-ketentuan baru, sedang ketentuan tersebut telah diumumkan dipapan pengumuman, hal ini merupakan kesalahan Pekerja sendiri.
10. Menghentikan sementara pekerjaan dan segera melaporkan kepada atasanya langsung, apabila mengetahui terjadi perubahan atau kelainan-kelainan mutu hasil produksi atau timbul kerusakan-kerusakan alat-alat atau mesin-mesin yang dipergunakan.
11. Bertindak hati-hati dan penuh perhatian dalam melaksanakan tugas / pekerjaan sehari-hari.
12. Memegang teguh rahasia Perusahaan ataupun yang sifatnya tidak boleh diketahui umum.
13. Memakai alat-alat kerja / keselamatan dan kesehatan kerja dan pakaian kerja yang disediakan Perusahaan sesuai dengan sifat pekerjaanya.
14. Mampu mempertanggung jawabkan tugasnya, temasuk didalamnya menjaga dokumen-dokumen, uang kontan, barang atau kertas berharga lainya sejak mulai Pekerjaanya sampai selesai.
15. Menjamin / menjaga mutu / kualitas produksi setinggi-tingginya, memelihara, merawat dan menggunakan peralatan / mesin-mesin dengan sebaik-baiknya.
16. Turut menjaga dan memelihara keutuhan milik Perusahaan serta alat-alat kerja lainya dan mencegah terjadinya pemborosan waktu.
17. Memberitahukan kepada pihak yang terkait (atasan langsung / HR Lokasi / Tim medis) bila mengidap penyakit menular atau mengetahui Pekerja lainya mengidap penyakit menular.

Anonymous said...

ACHMAD MAULUDIN FANANI
P2CC08116
Action Control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas (action), yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Saya bekerja dibidang Jasa Ekspedisi Pengiriman Darat. Usaha yang saya geluti tentu tak luput dari keterlibatan karyawan yang turut memajukan perusahaan. Komunikasi antara Pengusaha dan Pekerja (karyawan) akan terjalin dengan baik manakala masing-masing mengetahui hak dan kewajiban yang telah disepakati bersama. Dalam tugas ini, saya akan sedikit memberikan gambaran bagaimana Action Control dilakukan di perusahaan saya yang telah dituangkan dalan Perjanjian Kerja Bersama sebagai berikut:
TATA TERTIB KARYAWAN
1. Melaksanakan instruksi kerja yang wajar.
2. Datang dan meninggalkan tempat kerja tepat waktu.
3. Apabila tidak masuk kerja, memberitahukan/ijin kepada atasan yang bersangkutan dengan alasan yang jelas.
4. Menjalani pemeriksaan kesehatan yang diadakan oleh perusahaan.
5. Melaksanakan petunjuk keselamatan kerja dan kebersihan.
6. Tidak berdagang atau melakukan propaganda dagang tanpa ijin dari Perusahaan.
7. Tidak bekerja baik untuk sebagian waktu atau secara penuh pada Perusahaan lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan, kecuali diluar jam kerja.
8. Mengikuti ketentuan “DILARANG MEROKOK” di daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah bahaya api.
9. Tidak lalai dalam menjalankan tugas yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
10. Tidak menjalankan alat atau mesin yang bukan tugasnya tanpa izin dari atasannya langsung.
11. Tidak melakukan kegiatan/aktivitas yg bersifat tidak produktif pada jam kerja dengan tidak seijin atasannya langsung.
HAL-Hal YANG DILARANG BAGI KARYAWAN
1. Tidak masuk kerja 5 (lima) hari berturut-turut tanpa keterangan yang jelas.
2. Dilarang menerima suap, baik dalam bentuk uang atau barang maupun jasa.
3. Dilarang melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang/uang milik teman sekerja dan/atau Perusahaan.
4. Dilarang mengancam atau mengintimidasi pekerja lain dan/atau atasannya.
5. Dilarang berjudi dalam lingkungan perusahaan.
6. Dilarang memberikan keterangan palsu atau memalsukan dokumen.
7. Dilarang melakukan perbuatan asusila di dalam lingkungan kerja.
8. Dilarang mabuk karena berada dalam pengaruh alkohol dan/atau Narkotika/Obat-obatan terlarang di dalam lingkungan perusahaan.
9. Dilarang berkelahi secara fisik atau memukul, baik sesama pekerja, pimpinan maupun orang lain yang masih ada kaitannya dengan perusahaan.
10. Dilarang memberikan informasi rahasia perusahaan tanpa persetujuan Perusahaan.
11. Dilarang mempengaruhi dan/atau mengajak pekerja lain untuk melanggar peraturan perusahaan.
12. Dilarang menitipkan dan/atau mengabsenkan kartu milik orang lain.
13. Pengulangan dan/atau melakukan pelanggaran lain dalam masa berlakunya SP III.
Pada tahapan proses klarifikasi, apabila pekerja terindikasi melakukan perbuatan melanggar hukum, sebelum proses diserahkan kepada aparat hukum terkait dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, perusahaan berkewajiban terlebih dahulu melakukan proses musyawarah (bipartit) dengan serikat pekerja untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Ira said...

Tugas 2. MCS.
Nama : Ira Isvandrya A.
NIM : P2CC08124
AKTN. : 24 WNSB.

Action control, merupakan strategi pengendalian yang menekankan pada aspek aksi (action) atas semua kegiatan yang dilakukan karyawan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Action control lebih bersifat preventif.
Di tempat kerja saya (SMP N 1 Madukara-Banjarnegara), action control ini dilaksanakan dalam bentuk:
A. Pembatasan perilaku
1. Kepala Sekolah memilih dan menempatkan orang-orang yang dianggap tepat untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu yang diperlukan dalam sebuah organisasi sekolah dan menjelaskan job discription atas tugas-tugasnya kepada seluruh anak buahnya, dan menjelaskan apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. ( Administrative constraint ). Dengan menerbitkan surat keputusan ( SK ).
2. Guru dan karyawan harus hadir 5 menit sebelum jam 07.00 dan menandatangani daftar hadir sebelum masuk ruang kerja masing-masing.
B. Preaction Review
1. Setiap hari Senin pk. 07.45 s.d 08.20.wib, mengadakan meeting untuk mengevaluasi seluruh kegiatan satu minggu sebelumnya dan memberikan solusi jika ada kekurangan dalam suatu kegiatan yang telah dilakukan dan bersama-sama merencanakan kegiatan untuk satu minggu kedepan. (kecuali kegiatan besar direncanakan sekitar 2 sd.3 bulan sebelumnya ).
2. Bentuk preaction review, bagi tugaas pokok dilakukan secara formal berupa; silabus lengkap dan rencana pembelajaran, yang dibuat diawal tahun pembelajaran untuk 1 tahun. Dan daftar nilai tiap akhir semester.
Sedangkan untuk kegiatan tambahan dibuat dibuat secara formal melalui proposal kegiatan yang harus disetujui oleh kepala sekolah dan non formal, dengan konsultasi langsung maupun secara tertulis untuk mendapatkan masukan dari kepala sekolah.
C. Action Accountabillity
1. Setelah selesai melaksanakan kegiatan guru diwajibkan memberikan pertanggungjawaban secara tertulis, dimana laporan ini bisa dijadikan dokumen dan acuan untuk kegiatan serupa diwaktu mendatang.
2. Dalam hal guru memberikan bimbingan tertentu untuk kegiatan yang berbentuk perlombaan baik tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional, jika memperoleh kejuaraan, maka akan diberikan reward tertentu.

Anonymous said...

DWI YULIATI MULYANINGSIH
P2CC08122
E mail yuliatiklampok@yahoo.co.id

ACTION CONTROL

Action Control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas (action), yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Di perusahaan keramik desa Klampok juga dilakukan Action Control berupa Pembatasan Perilaku dan Pembatasan Administratif.

Pembatasan Perilaku (Behavior Contraints)

1. Karyawan bagian produksi diberi order oleh kepala bagian produksi dengan dibuatkan design lengkap berupa diskripsi tentang barang yang dipesan oleh konsumen, misal: bentuk, ukuran tinggi ,garis tengah, ketebalan serta ornamen sebagai upaya preventif agar tidak tidak mengecewakan konsumen.
2. Jumlah barang yang harus dibuat harus sesuai dengan yang ditentukan oleh manager/ kepala bagian produksi agar tidak terjadi kelebihan suatu jenis barang tetapi kurang pada barang yang lain.
3. Untuk karyawan mengenakan perlengkapan sesuai standar perusahaan, misalnya:bagian glazur mengenakan sarung tangan dan masker, karyawan bagian finishing mengenakan masker, tutup kepala dan celemek.
4. Pada saat bekerja dilarang merokok.
5. Datang dan pulang tepat waktu sesuai aturan yang ditetapkan perusahaan.
6. Menata dan menyimpan kembali perlengkapan kerja masing-masing.
7. Selalu menjaga kebersihan tempat dan lingkungan kerja.

Pembatasan Administratif ( Administrative Contraints)

1. Menandatangani absen datang dan pulang.
2. Mengisi laporan hasil kerja tiap hari.
3. Pembayaran hasil kerja tenaga borongan dilakukan setiap akhir pekan.
4. Semua pengeluaran perusahaan harus melalui persetujuan pimpinan perusahaan.

Anonymous said...

Muchtar Masnun
P2CC08057
Angkatan 24 Wsb

Untuk meyakinkan bahwa pegawai KUA Kecamatan Sukoharjo menjalankan pekerjaan yang berakibat baik bagi organisasi dan tidak menjalankan pekerjaan yang berakibat tidak baik bagi organisasi, maka diperlukan adanya action control yaitu strategi pengendalin yang menekankan aspek aktivitas yang lebih bersifat preventif ini untuk menghindari hal – hal yang tidak dinginkan terjadi. Di antara Action Control yang telah dilakukan di KUA Kecamatan Sukoharjo yaitu :

1Pembatasan Perilaku :

a.Pembatasan fisik diantaranya penggunaan pakaian seragam kantor yang telah ditentukan baik bentuk maupun warnanya dan atribut yang harus dipasang dengan menggunakan logo Ikhlas Beramal sebagai identitas Departemen Agama, memakai jilbab bagi pegawai wanita, memakai pakaian PSH/Toga dan Pecis bagi Penghulu pada saat menghadiri proses akad nikah dan tidak diperkenankan membunyikan HP pada saat akad nikah yang dihadiri sedang berlangsung, penggunaan telpon kantor hanya untuk kepentingan dinas.

b.Pembatasan administrative diantaranya adanya SK Kepala KUA, SK Pelaksana, SK Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, PP tentang pelaksanaan UU No.1 tahun 1974, KMA tentang Pencatatan Nikah dsb. Yang berhak menandatangani surat – surat hanya Kepala KUA.

2.Preaction Review :

a.Bersifat formal diantaranya pembuatan Lembar Kerja, Penyusunan Anggaran untuk kegiatan Sosialisasi Keluarga Sakinah, Pembinaan Pembantu PPN, Jadwal Pembinaan Pengajian ke desa – desa.

b.Bersifat informal diantaranya pemberian disposisi untuk mengarsip surat masuk, meminta pegawai untuk mewakili rapat di Kecamatan dsb.

3.Action Accountability diantaranya pegawai pada saat menerima pendaftaran Nikah , Ikrar Wakaf,Permintaan Duplikt Surat Nikah, Rekomendasi Nikah harus tahu tentang persyaratan – persyaratan yang harus dipenuhi. Meneliti kembali persyaratan – persyartan yang telah diterima oleh pegawai tersebut, apabila telah benar diberi penghargaan dengan ucapan terima kasih, apabila masih kurang atau ada kesalahan diberi nasehat, mohon untuk yang lebih teliti lagi.

4.Pencadangan diantaranya di kantor kami semua pegawai harus bisa mengoperasionalkan computer,
karena apabila pegawai utama yang memegang computer berhalangan masih ada pegawai lain yang bisa mengoperasionalkan. Penyediaan mesin ketik, karena apabila pada saat listrik mati dan computer tidak bisa dimanfaatkan untuk proses pengetikan masih ada mesin ketik.

Anonymous said...

NGADI
P2CC080128
MM - 24 Wsb

Action Control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek action, mnyakngkut segala aspek kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan/diprotapkan.
Actoin controll yang akan kami sampaikan menyangkut CV.Anugrah yang bergerak dalam bidang lpg,AMDK dan Furtniure.

PEMBATASAN PERILAKU(Behavior Contraints)
1. Karyawan masuk pukul 07.00 WIB
2. Setelah membuka kios/gudang, bersihkan ruangan.
3. Mencatat dan inventarisasi jenis kebutuhan order dan droping barang
4. menentukan jumlah dana yang dibutuhan, kemudian hubungi pihak rekanan/bank.
5. Mencatat semua pengiriman barang termasuk bon/kontan
6. Pengantar barang harus sopan/etis
7. Tidak diperkenanakan menerima uang fee dari konsumen/pelanggan

PEMBATASAN ADINISTRATATIF (Administrative Contraints)

1. Pelayanan pengiriman barang harus menggunakan kuitansi/tanda terima
2. Kuitansi/tanda terima harus dibuat oleh tenaga administrasi khusus
3.Hasil /honor tergantung dari seberapa banyak dia bisa menjual
Semboyan kami " ANDA PESAN KAMI ANTAR"

Anonymous said...

TUGAS ACTION CONTROL
Lustono
P2CC08129

Pengusaha jasa Tailor di suatu daerah Banjarnegara, dengan memperkerjakan 6 karyawan. Permasalahan yang dihadapi; Dalam pelayanan terhadap konsumen, waktu pengerjaan tidak tepat waktu, hasilnya tidak sesuai pesanan, dipakai tidak enak, sering mendapatkan komplin pelanggan, pelanggan tidak puas, akhirnya konsumen pada lari.

Dari kejadian dan permasalahan itu, pengusaha tailor tersebut membuat perubahan manajemen, dengan menerapkan action control. Dari 6 karyawan itu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu (1) Bagian pengukuran pembuatan pola dan pemotongan, (2) Bagian penjahitan (menjait), (3) Bagian finishing. Masing-masing bagian ditunjuk penanggung jawabnya. Dari 3 bagian itu diangkat 1 orang sebagai manejer.

Setiap konsumen yang datang langsung ditangani dibagian pengukuran, kemudian dibuat pola sesuai dengan pesana setelah pola jadi dimasukan pada bagian pemotongan, kemudian diadakan penjaitan, setelah selesai, dimasukan pada bagian finishing. Dalam proses penangan pengerjaan itu, seorang menajer tadi selalu memonitor atau mengawasi penyelesaian pekerjaan tersebut. Sehingga apabila dimasing-masing bagian terjadi kesulitan atau penyimpangan terhadap penyelesaian pekerjaan secepatnya dapat terpantau dan terselesaikan. Dengan penerapan action control tersebut penanganan pekerjaan menjadi cepat dan tepat waktu sesuai permintaan konsumen, hasilnya sesuai pesanan, enak dipakai, pelanggan merasa puas, konsumen banyak yang berdatangan dari berbagai kalangan akhirnya menjadi pengusaha tailor tersebut jadi terkenal dan sukses.

Anonymous said...

Putut Purwanto
P2CC08053
angkatan 24/Wonosobo

Action Control/Pengendalian Aktivitas

1. Sekilas Action Control

Buku The Art of Controling People, penulis Agung Pratapa, memberikan gambaran bahwa acion control, merupakan pengendalian yang menekankan aspek aktivitas, dimana segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Action control digunakan untuk memberikan keyakinan bahwa menjalankan pekerjaan yang berakibat baik bagi organisasi dan tidak melakukan hal yang sebaliknya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa, action control akan lebih efektif apabila manajer yang mengendalikan aktivitas, mengetahui dengan baik suatu pekerjaan seharusnya dilakukan, di samping itu ada 4 cara untuk melakukan action control, yakni :
1. Behavioral Constraints (pembatasan perilaku)
2. Preaction Review (Penelaahan sebelum pekerjaan dilakukan)
3. Action Accountability (Pertanggungjawaban pelaksanaan kerja)
4. Redudancy (Pencadangan)

Apabila ditilik dari kelebihan dan kekurangan action control, dalam buku The Art of Controling People, kelebihan action control adalah adanya aspek preventif sehingga secara dini, kesalahan sudah dapat di deteksi dan dengan cepat dapat dilakukan koreksi yang diperlukan. Di samping aspek preventif, action control memberikan ruang komunikasi dua arah yang efektif antara pengendali & yang dikendalikan serta membuka kemungkinan adanya kesempatan improvement yang pada akhirnya merupakan suatu inovatif untuk berbaikankegiatan yang ada. Sementara beberapa kelemahan dari action control antara lain,biaya yang tinggi karena dibutuhkan pengawasan langsung serta efektif di aplikasikan di suatu pekerjaan yang bersifat rutinitas.

2.Aplikasi Action Control

Kami bekerja di salah satu BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi, salah satu aktifitas yang mengaplikasikan action control adalah kegiatan pengelolaan penanganan gangguan sarana telekomunikasi (sartel) pelanggan.

Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa salah satu kelemahan action control adalah diperlukan biaya yang tinggi karena adanya pengawasan langsung, untuk menyikapi hal ini, dibuatkan suatu mekanisme pengawasan yang berbasis IT (Sistem Informasi Management Gangguan / SIM COC) dimana setiap setiap akti
fitas karyawan maupun mitra kerja dalam melaksanakan berbaikan gangguan sarana telekomunikasi(sartel) mengharuskan semua aktifitas terekam dam SIM COC.

Secara sederhana kegiatan penanganan gangguan sartel dimulai dengan adanya kegiatan pengukuran rutin sartel serta laporan baik dari call center maupun laporan pelanggan yang datang ke plasa-plasa layanan selanjutnya data-data tersebut menjadi input bagi manajer/supervisor & selanjutnya dilakukan pengukuran ulang kondisi sartel & selanjutnya hasil ukur yang memerlukan tindak lanjut didistribusikan ke masing-masing karyawan & mitra kerja melalui SIM COC sebagai surat perintah kerja(Behavioral Constraint). Di dalam surat perintah kerja, berisikan data-data pelanggan, bagian sartel yang terganggu, caran penanganan gangguan, waktu penyelesaian gangguan srta support yang diperlukan (Preactive Review).

Selama proses penanganan gangguan, manajer/supervisor akan melakukan pengawasan/checking melalui status gangguan sartel dan komunikasi dua arah untuk memastikan proses & kendala maupun support yang dibutuhkan karyawan & mitra kerja dalam pengananan gangguan.

Apabila ditemukan penanganan gangguan yang melewati batas waktu yang ditentukan, manajer/supervisor harus mengupdate status gangguan sartel sebagai dasar untuk kegiatan perbaikan selanjutnya (Redudancy) atau apabila diperlukan membuat berita acara sebagai dasar dalam penjaminan SLG (Service Level Guarantee) ke pelanggan.

Untuk penanganan gangguan sartel yang clossing sesuai waktu yang ditentukan, maka manajer/supervisor melakukan pengukuran ulang dan cross check ke pelanggan perihal kondisi penanganan gangguan yang telah dilakukan serta melakukan clossing di SIM COC (Action Accountability)

Eko Hastuti said...

Eko Hastuti ,P2CC08119/2008/Genap, MM Angkatan 24 Wsb
Action control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas agar karyawan hanya melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perpustakaan Srikandi, sebagai salah satu organisasi sosial yang memberi pelayanan penyedia akses pendidikan berupa peminjaman buku-buku bacaan bersifat nir laba. Meski demikian, pengelola juga menerapkan action control dalam penyelenggaraan perpustakaan desa ini. Action control yang dilakukan di perpustakaan kami lebih bersifat preventif, baik bagi pengelola maupun pengguna agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Di antara action control yang telah dilakukan di Perpustakaan Srikandi yaitu
1. Pembatasan Perilaku (behavioral constraints).
Pembatasan perilaku diterapkan bagi pengelola maupun pengguna Perpustakaan Srikandi. Bagi pengelola, kami membagi tugas menjadi pengurus inti (ketua, sekretaris, bendahara) dan petugas bidang pengadaan, pengolahan, pelayanan, dan pengembangan.
a. Pengurus inti bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Perpustakaan. Ketua sebagai manager bertugas memanage pengelola lain agar bertanggungjawab terhadap tugas masing-masing dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.Bendahara bertanggungjawab mengelola keuangan dan sekretaris mengurusi segala administrasi yang diperlukan bagi penyelenggaraan perpustakaan.
b. Petugas bidang pengadaan bertugas mengadakan bahan pustaka baik melalui pembelian, permohonan bantuan/sumbangan, hibah, dll
c. Petugas bidang pengolahan, bertanggung jawab dalam mengolah bahan pustaka mulai dari inventarisasi, klasifikasi, dan katalogisasi.
d. Petugas bidang pelayanan, melayankan koleksi pustaka baik buku maupun non buku kepada pengguna dengan ramah ,bersahabat, dan ikhlas.
e. Petugas bidang pengembangan minat baca, bertugas meningkatkan minat baca pengguna melalui berbagai kegiatan yang efektif, kondusif, murah, dan bermanfaat bagi masyarakat pengguna perpustakaan. Berbagai kegiatan yang variatif dan menarik sangat berguna bagi promosi peningkatan budaya baca di kalangan masyarakat.
f. Pengelola dan petugas masing-masing bidang selalu mengadakan koordinasi demi kelancaraan dan kemajuan perpustakaan.
g. Petugas pelayanan datang lebih awal dari jam buka perpustakaan agar siap melayani pengguna. Walaupun tidak mengenakan seragam,namun dihimbau agar petugas berpakaian rapi dan sopan.
h. Petugas pelayanan memberesi ruang perpustakaan, merapikan buku, dan mainan anak setelah pengunjung pulang, dan jam buka/pelayanan tutup.
i. Bagi pengunjung, kami telah buatkan tata tertib pengunjung perputakaan yang ditempel di samping pintu masuk perpustakaan.( spt: mengenakan baju yang rapi dan sopan, membawa kartu anggota bagi yg mau pinjam, menjaga kebersihan, tidak merusak buku, tidak makan di dalam ruangan, mengisi buku kunjungan,dll)
2.Pembatasan Administrasi :
a. Petugas menyiapkan administrasi perpustakaan seperti buku kunjungan dan buku peminjaman
b. Petugas mencatat buku-buku yang dipinjam.
c. Petugas menghitung denda keterlambatan bila ada pengguna yang terlambat mengembalikan buku
d. Petugas mendaftar anggota baru dalam Buku Anggota
e. Petugas mengisi daftar hadir petugas piket
f. Petugas menghimbau tamu yang berkunjung selain anggota untuk mengisi Buku Tamu
g. Menghimbau pengunjung untuk mengisi Buku Kunjung bagi yang lupa menuliskan
h. Mengawasi pengunjung secara tidak langsung demi keselamatan buku dan koleksi lainnya

Anonymous said...

ACTION CONTROL

KARSIYATI
P2CCO8115 / 24 WSB

Terlahir di sebuah Desa di salah satu Kecamatan di Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah,saya kecil pernah mengalami (kalau boleh saya katakan aneh sebagai korban tradisi yang keliru karena keterbatasan pengetahuan orang tua). Maaf,mudah-mudahan walaupun banyak keterbatasan yang dimiliki orang-orang desa pada pada umumnya di era itu, Tapi orang tua tetap orang tua yang harus dan tetap memperhatikan anak-anaknya demi masa depan mereka.
Sinopsisnya begini; era atau kala itu saya kelas dua SD,kami 8(delapan) bersaudara,3(tiga) laki-laki dan 5(lima) perempuan. Kami dibesarkan di lingkungan keluarga petani yang sangat sederhana. Banyak aktivitas yang sering dilakukan anak-anak desa,salah satunya adalah “mencari belut” di persawahan pada saat akanatau menjelang musim tanam. Tak terkecuali 2(dua) adik laki-laki saya,mereka bersama remaja-remaja,anak-anak lain yang semua laki-laki hampir tiap malam dengan “suka cita” beramai-ramai ke sawah dengan peralatan oncor(bamboo kecil yangdalamnya diberi minyak tanah dan bagian atasnya diberi kain) dan lampu senter seadanya.
Nah,kira-kira 3(tiga) jam dalam pencarian belut,pulanglah para pemburu belut tersebut! Pagi harinya belut mulai “diproses” untuk selanjutnya dimasak dengan bumbu jahe,kunyit,laos,cabe,bawang merah,bawang putih,garam dan gula secukupnya,diberi daun salam,yang diletakkan di bagian dasar “kuali”beserta daun muda singkong. Cara masaknya dengan api kecil kuali ditutup selama lebih kurang 1(satu) jam. Selama menunggu proses masak kami anak-anak perempuan sudah membayangkan “heemmm…..ueenaaknya!:”
Tepat belut sudah masak,sang ayah kami dating lalu mengatakan “anak-anak perempuan” tidak boleh makan belut!” tanpa menjelaskan alasannya. Kami pada bengong sambil pergi dengan penuh kekecewaan dan bertanya-tanya dalam hati, “mengapa kami dilarang makan belut?” Kami makin penasaran,kemudian setelah ayah pergi kami ikut-ikutan mencicipi dengan cara mencuri-curi kesempatan. “Mengapa tidak boleh makan?’ Pertanyaan demi pertanyaan selalu mengisi batin kami anak-anaknya. Kita sepakat ambil sepotong-sepotong. Wah, ternyata memang enak dan sedap nian rasanya! Lucu deh,hanya mau makan belut mesti ngumpet-ngumpet dan dengan cara nyuri-nyuri lagi!rasa
Sampai sekarang saya sering berpikir “sesederhana atau kalau boleh saya katakan ketidaktahuan pengetahuan tentang gizi” itukah pola pikir orang tua-orang tua kita zaman dulu? Padahal kita semua tahu,kalau yang namanya “belut” memiliki kandungan gizi yang amat tinggi dan bermanfaat untuk pertumbuhan anak,apalagi bagi perkembangan kecerdasan otak, terutama bagi anak-anak desa yang pada umumnya masih banyak yang kekurangan giz
Semoga di era global ini sudah tidak ada orang tua-orang tua yang berpikir “keliru”, walaupun mereka tinggal di pedesaan. Mudah-mudahan mereka menyadari betapa anak-anak adalah infestasi dan asset bagi orang tua,sehingga para orang tua diharapkan mampu dengan sabar,ikhlas dan telaten mengurus,mengarahakan dan menjaga perkembangan anak-anaknya,agar kelak dapat memegang amanat orang tuanya,keluarganya,lingkungannya, dan secara luas kemampuan atau karya anaknya dapat dinikmati masyarakat. Amin.

Anonymous said...

TUGAS MANAGEMENT CONTROL
Nama : DAROJAT DWI PUTRA, S.Pd.
NIM : P2CC08111/2008
Angkatan : 24
Lokasi Tugas : SMP 1 KALIBENING
E mail : DAROJAT DWI.P@Yahoo.co.id
ACTION CONTROL
Action Control adalah kontrol yang dilakukan selama proses pelaksanaan.
Contoh action control yang terdapat pada SMP 1 KALIBENING
a. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai ada istilah Cofee Morning yaitu mengerjakan soal-soal dari bapak atau ibu guru. Dengan cara dibuatkan buku saku dibawa setip hari senin sampai kamis untuk mengerjakan soal-soal dari bapak / ibu guru minimal 5 soal. istirahat ke dua guru memberikan kembali untuk kegiatan hari berikutnya . Tujuannya adalah mendorong terciptanya budaya belajar pada siswa serta agar anak, bapak / ibu guru untuk datang lebih awal.
b. Untuk menciptakan suasana kerja yang sehat, kerjasama yang baik dan profesional, setiap guru dan karyawan diberikan waktu untuk memeberikan kritik, saran dan masukan , kendala yang dihadapi serta jalan keluar apa yang bisa diambil. Untuk kemajuan bagi SMP. Ini dilakukan setiap satu bulan sekali bersamaan dengan meeting atau rapat dinas .
c. Action control terhadap pembelanjaan keuangan
maka semua bendahara yaitu bendahara BOS, Rutin, SMP terbuka, Komite/pembangunan untuk memberikan laporan secara transparan kepada guru dan karyawan baik melalui lay out LCD atau di tulis dipapan pengumuman agar tidak muncul stigma-stigma negatif dari guru maupun karyawan TU.
PEOPLE CONTROL
1. Dalam rangka memotivasi belajar siswa untuk menghadapi Ujian Nasional setiap satu minggu sekali yaitu pada hari Jum’at sekolah mengadakan istighosa khusus kelas 3 yang didampingi kepala sekolah, guru dan karyawan isinya tentang renungan dan motivasi belajar serta do’a agar siswa mempunyai self confiden yang tinggi dan memiliki moral force dalam menghadapi Ujian Nasional
2. Pembentukan guru pembimbing
Kepala sekolah menunjuk beberapa guru mata pelajaran Computer dan bahasa Inggris untuk membimbing guru-guru yang belum bisa dalam hal computer dan bahasa inggris untuk :
- melatih computer dilakukan setiap hari sabtu setelah jam pelajaran selesai
- latihan berbicara bahasa inggris dengan teman-teman guru sehingga tercipta suasana pembelajaran secara kondusif dilakukan setiap hari rabu setelah jam pelajaran selesai
3. Dalam upaya peningkatan, pengembangan program dan inovasi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, agar dapat menghasilkan prestasi sesuai tujuan yang diinginkan sekolah, maka Kepala sekolah memberikan instruksi kepada bawahan untuk membeli laptop dengan cara mengkredit lewat koperasi sehingga diharapkan guru tidak low teknologi tapi high teknologi.
4. Dalam upaya peningkatan Image sekolah Olah Raga maka pimpinan sekolah mengundang pelatih olah raga dari luar untuk melatih siswa sesuai dengan bakat dan minat dari siswa sehingga dalam POPDA biasanya selalu nomor satu dalam beberapa tahun terakhir ini.

Anonymous said...

TUGAS MANAGEMENT CONTROL
Nama : DAROJAT DWI PUTRA, S.Pd.
NIM : P2CC08111/2008
Angkatan : 24
Lokasi Tugas : SMP 1 KALIBENING
E mail : DAROJAT DWI.P@Yahoo.co.id
ACTION CONTROL
Action Control adalah kontrol yang dilakukan selama proses pelaksanaan.
Contoh action control yang terdapat pada SMP 1 KALIBENING
a. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai ada istilah Cofee Morning yaitu mengerjakan soal-soal dari bapak atau ibu guru. Dengan cara dibuatkan buku saku dibawa setip hari senin sampai kamis untuk mengerjakan soal-soal dari bapak / ibu guru minimal 5 soal. istirahat ke dua guru memberikan kembali untuk kegiatan hari berikutnya . Tujuannya adalah mendorong terciptanya budaya belajar pada siswa serta agar anak, bapak / ibu guru untuk datang lebih awal.
b. Untuk menciptakan suasana kerja yang sehat, kerjasama yang baik dan profesional, setiap guru dan karyawan diberikan waktu untuk memeberikan kritik, saran dan masukan , kendala yang dihadapi serta jalan keluar apa yang bisa diambil. Untuk kemajuan bagi SMP. Ini dilakukan setiap satu bulan sekali bersamaan dengan meeting atau rapat dinas .
c. Action control terhadap pembelanjaan keuangan
maka semua bendahara yaitu bendahara BOS, Rutin, SMP terbuka, Komite/pembangunan untuk memberikan laporan secara transparan kepada guru dan karyawan baik melalui lay out LCD atau di tulis dipapan pengumuman agar tidak muncul stigma-stigma negatif dari guru maupun karyawan TU.
PEOPLE CONTROL
1. Dalam rangka memotivasi belajar siswa untuk menghadapi Ujian Nasional setiap satu minggu sekali yaitu pada hari Jum’at sekolah mengadakan istighosa khusus kelas 3 yang didampingi kepala sekolah, guru dan karyawan isinya tentang renungan dan motivasi belajar serta do’a agar siswa mempunyai self confiden yang tinggi dan memiliki moral force dalam menghadapi Ujian Nasional
2. Pembentukan guru pembimbing
Kepala sekolah menunjuk beberapa guru mata pelajaran Computer dan bahasa Inggris untuk membimbing guru-guru yang belum bisa dalam hal computer dan bahasa inggris untuk :
- melatih computer dilakukan setiap hari sabtu setelah jam pelajaran selesai
- latihan berbicara bahasa inggris dengan teman-teman guru sehingga tercipta suasana pembelajaran secara kondusif dilakukan setiap hari rabu setelah jam pelajaran selesai
3. Dalam upaya peningkatan, pengembangan program dan inovasi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, agar dapat menghasilkan prestasi sesuai tujuan yang diinginkan sekolah, maka Kepala sekolah memberikan instruksi kepada bawahan untuk membeli laptop dengan cara mengkredit lewat koperasi sehingga diharapkan guru tidak low teknologi tapi high teknologi.
4. Dalam upaya peningkatan Image sekolah Olah Raga maka pimpinan sekolah mengundang pelatih olah raga dari luar untuk melatih siswa sesuai dengan bakat dan minat dari siswa sehingga dalam POPDA biasanya selalu nomor satu dalam beberapa tahun terakhir ini.

Anonymous said...

TUGAS MANAGEMENT CONTROL
N a m a : Erman Pujiyanto
N I M : P2CC08121/2008 Genap
Angkatan : 24
Lokasi Tugas : Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo


Action Control
Ada suatu kecenderungan bahwa manusia ( Kepala Sekolah / Guru ) malas untuk melakukan suatu pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya mungkin kurangnya motivasi, hal ini menunjukkan bahwa manusia ( Kepala Sekolah / Guru ) mempunyai kelemahan yang dapat berakibat kurang efektifnya kinerja sekolah.
Untuk supaya sekolah dapat mencapai tujuan yang maksimal maka harus ada action control terhadap Kepala Sekolah dan Guru untuk mengendalikan agar mereka dapat bekerja seoptimal mungkin sesuai dengan job description dan tidak melakukan kesalahan yang dapat merugikan sekolah. AdapuN contoh action control dimaksud adalah :
1. Pengawasan Melekat.

Yaitu suatu pengawasan yang langsung dilaksanakan oleh pengawas sekolah terhadap kepala sekolah dan guru di sekolah. Pengawasan ini dilakukan secara terus menerus agar mereka benar-benar bekerja sesuai dengan kemampuan atas pekerjaannya. Dari pengawasan ini maka pengawas sekolah akan mengetahui secara langsung akan kelebihan dan kelemahan kepala sekolah dan guru sehingga secepatnya dapat diambil tindakan yang tepat untuk mengatasi kelemahannya sehingga tidak sampai terjadi kemunduran pada sekolah yang menjadi tanggungjawabnya. Sehingga dengan demikian pengawasan melekat merupakan control yang tepat agar kepala sekolah dan guru melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya untuk peningkatan mutu pendidikan.


2. Penilaian Kinerja.

Sudah merupakan hal yang wajar bahwa setiap kepala sekolah menginginkan penilaian yang baik, namun jika kepala sekolah tidak berupaya maksimal maka penilaian baik yang dambakan tidak akan terwujud. Sehingga kepala sekolah sebagai penanggungjawab pendidikan di sekolah harus bekerja sekuat tenaga untuk memproses input menjadi output yang baik agar mendapatkan penilaian yang baik pula dengan rekomendasi amat baik ( R1). Dengan penilaian kinerja ini yang akan menerbitkan rekomendasi terhapat hasil kerja kepala sekolah merupakan control yang tepat bagi kepala sekolah untuk melakukan aktifitas / kegiatan yang mendukung keberhasilan kinerja sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan antara lain membatasi action yang berlebihan agar tidak menimbulkan kerugian, membagi tugas habis dan merata sesuai kemampuan, mengedepankan musyawarah, mempertanggungjawabkan pekerjaan secara terbuka dan mensetting pekerjaan selalu ada pendampingnya.


3. DP3.

DP3 merupakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang memuat nilai-nilai sebagai hasil pekerjaan kepala sekolah yang meliputi : kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, dan kepemimpinan.
Pengawas sekolah membuat DP3 terhadap kepala sekolah merupakan raport kepala sekolah selama satu tahun dan ini merupakan potret kepala sekolah atas kinerjanya. Sehingga dengan demikian adanya DP3 ini merupakan control yang sangat positif oleh pengawas sekolah terhadap kepala sekolah sebagai pengendalian untuk mengarah pada actionyang lebin baik dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

setyo edi said...

NAMA ; SETYO EDI

Jabatan ; Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan .
Di salah satu Kab.Temanggung.

ACTION CONTROL ;
A.Action control ; merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktifitas ./action.
Yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan/pegawai di suatu perusahaan ataupunsuatu instansi ,untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan .
Action control digunakan untuk mendapatkan keyakinan bahwa karyawan / pegawai dalam melalakukan yang bersifat baik /positif bagi organisasi dan sebaliknya tidak malah menjadikan suatu pekerjaan yang berakibat tidak baik bagi organisasi .
Pada prinsipnya action control /pengendalian kegiatan lebih bersifat preventif .,yaitu untuk mencegah jangan sampai hal-hal yang tidak diinginkan terjadi .
Action control akan lebih efektif digunakan apabila menejer / pimpinan yang mengendalikan mengetahui dengan baik ,bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan .
Jadi begitu terdapat karyawan / pegawai begitu melakukan suatu kesalahan , maka karyawan /pegawai tersebut harus segera langsung diberi tahu /peringatan .
Namun demikian pengendalian pada pekerjaan yang rumit dan menekankan ketrampilan
Serta pengetahuan tingkat tinggi , akan lebih sulit bagi menejer untuk melakukan action control.
Ada 4 bentuk action control yaitu antara lain :
Action control dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu
pembatasan perilaku / Behavioral constraints.
penelaahan sebelum pekerjaan dilakukan /priaction reviuw.
pertanggungjawaban pelaksanaan kerja / action auntabelity.
pencadangan /reudundancy.

B. IMPLEMNTASI ACTION CONTROL PADA TUPOKSI SAYA ADALAH SBB ;

-.akan memberikan SURPRICE / pelayanan dengan baik pada setiap orang /masyarakat yang mebutuhkan ., sehingga tujuan yang kita harapkan dapat tercapai dengan memuaskan .
-akan menempatkan posisi pegawai /karyawan sesuai dengan jobnya.

The right man of the right plece or The right plece of the right man .”
-MEMBERIKAN Buku catatan pribadi kerja atau yang kita sebut dengan MPS .
(Mencatat Pekerjaan Sendiri ).
/ WORK THE TASK PREVATE , dengan menggunakan blangko khusus.
Setiap hari pegawai / karyawan melakukan pekerjaan .
-penerapan kedisiplinan kepada karyawan /pegawai dengan :
-a.disiplin/tertib waktu .
b.disiplin/tertib administrasi.
c.disiplin/tertib keuangan .
d.disiplin /terib kerja
Memberikan bimbingan dan penyuluhan / gaidance konceling kepada karyawan / pegawai yang tidak dapat emelaksanakan tugas dengan baik atau melakukan tindakan yang kurang baik bahkan tidak tepat.
Akan melakukan kunjungan kerja / monitoring / supervise ke tempat – tempat kerja pegawai / karyawan.

- www. tq.

Anonymous said...

Anton Purwosobo
P2CC08125



TUGAS 2 ACTION CONTROL

Action Control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas (action), yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di perusahaan kami PT Tambi juga dilakukan Action Control berupa Pembatasan Perilaku (Behavioral Constraints) dan Pembatasan Administratif (Administrative Constraints).

Pembatasan Perilaku (Behavioral Constraints)

1. Selama dalam bekerja harus berpakaian dengan pakaian seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan (untuk petugas kebun pakaian menyesuaikan dengan tugas tetapi tidak boleh memakai kaos oblong.
2. Pada hari Jum’at dan Sabtu tidak memakai seragam kerja tetapi bagi pria dilarang memakai jeans dan dilarang mengenakan celana dengan motif batik/kembang. Untuk wanita tidak memakai bawahan di atas lutut.
3. Tidak memakai baju atau celana dari bahan kaos, sepatu olah raga, sepatu sandal, atau sandal saat jam kerja.
4. Tidak diperkenankan masuk ke ruang karyawan/bagian lain apabila tidak ada kepentingan yang berhubungan dengan perusahaan.
5. Larangan merokok di dalam jam kerja dan lingkungan kerja.
6. Larangan memakai aksesoris yang berlebihan.
7. Bagi pria dilarang memakai anting, gelang, dan atau kalung kecuali untuk kepentingan kesehatan.
8. Tidak menghiasi tubuh dengan tato
9. Bagi pria rambut disisir rapid an tidak boleh melebihi batas tepi bawah kerah baju dan rambut tidak boleh di cat warna-warni.
10. Karyawan yang terlambat masuk kerja akan dipotong gaji/upahnya sebesar 1/3 (sepertiga) dari gaji/upah.
11. Karyawan yang terbukti memasukkan kartu presensi dan atau password (mesin presensi sidik jari) karyawan lain sedangkan karyawan bersangkutan belum hadir dan atau meninggalkan tempat kerja tanpa izin atasan, maka dipotong gaji/upah sebesar 1/3 dari gaji/upah sehari.

Anonymous said...

TUGAS KULIAH

Mata Kuliah : Management Control System
Dosen : Mr. Agung Praptapa
Nama Mahasiswa : Wahono
NIM : P2CC08120/ 2008 Genap
Tema : ACTION CONTROL


I. Pengertian :

ActionControl merupakan strategipengendalian yang menekankan aspek aktivitas (action), yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

II. Contoh Action Control yang dilakukan di SMP Negeri 1 Wonosobo :

Ada beberapa tahap untuk melakukan result Control di SMP 1 Wonosobo yang antara lain :

1. Penetapan target

Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu kegiatan perlu adanya suatu penetapan target yang harus dicapai. Adapun target seorang guru dalam melakukan kegiatannya adalah tercapainya KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal) bagi siswanya dengan nilai minimal 7,5 pada setiap mata pelajaran.
Penetapan target tersebut bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kwalitas pendidikan serta memacu semangat bagi tenaga pendidik yang ada.

2. Tujuan Penetapan target dengan Rincian tugasnya

Penetapan target tersebut bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kwalitas pendidikan serta memacu semangat bagi tenaga pendidik yang ada.

3. Action Control yang dilakukan :

Untuk mendapat keyakinan bahwa karyawan / guru dapat mencapai target yang ditetapkan perlu adanya :

a. Rincian Tugas
Adapun tugas dan tanggung jawab setiap guru antara lain :
- Menyusun Pogram Kegiatan
- Melaksanakan Prgogram
- Mengevaluasi
- Menganalisa Hasil Kegiatan
- Melakukan program perbaikan (remidi)

b. Supervisi
Untuk meyakinkan proses kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan baik, perlu juga adanya supervisi yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah baik secara administratif maupun bentuk kegiatan yang dilakukan. Kekurangan atau kekeliruan dalam melakukan kegiatan maupun data administrasi diberikan pembinaan atau pengarahan. Hal ini dilakukan untuk bisa mengurangi resiko tidak tercapainya target yang telah ditetapkan.



________________